Nama : Ita Rostiani
Kelas : 3EB02
NPM
: 23211751
Jurusan : Akuntansi
Dosen : Rieke
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya
sehingga tugas ilmiah mengenai naiknya harga kedelai ini dapat diselesaikan
dengan baik meskipun penulis merasa tugas ini jauh dari sempurna. Tugas ilmiah
mengenai naiknya harga kedelai ini disusun untuk memenuhi kelengkapan tugas
mata kuliah softskill yaitu Bahasa Indonesia 2 yang diberikan oleh pembimbing.
Penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak atas segala bentuk dukungan, dorongan, serta doa sehingga tugas ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Akhir kata, penulis sepenuhnya menyadari kekurangan
kekurangan yang terdapat pada tugas ini. Oleh karena itu, penulis menghargai
setinggi tingginya kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya tugas ini.
Depok, Oktober
2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi …………………………………………………………………… i
Kata
Pengantar ……………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
……………………………………………… 1
1.2 Maksud dan Tujuan
………………………………………… 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pedagang tahu dan Tempe di
Indonesia ………………….. 2
2.2
Permasalah Seputar Kenaikan Harga
Kedelai …………….. 2
2.3
Faktor Utama Kenaikan Harga Kedelai
…………………... 3
2.4
Tanggapan Para PerajinTahu Tempe
……………………... 4
2.5
Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan
Harga ………… 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………… 5
3.2 Saran ……………………………………………… 5
Daftar Pustaka ………………………………………………………………. 6
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan negara ditandai dengan stabilnya keadaan ekonomi,
politik dan sosial. Beberapa waktu lalu sempat terjadi kenaikan harga kedelai,
hal itu terjadi karena negara ini mengimpor kedelai yang merupakan bahan baku
pembuatan salah satu makanan khas di Indonesia yaitu tahu dan tempe. Naiknya
tarif impor kedelai ini memberikan dampak yang cukup buruk terhadap
perekonomian Indonesia tepatnya dari segi perdagangan. Dengan naiknya tarif
impor, otomatis para pedagang tahu dan tempe juga harus menaikan tarif
dagangannya, naik nya harga salah satu makanan khas ini banyak dikeluhkan oleh
masayarakat banyak. Para pengusaha tahu dan tempe pun tidak sedikit yang gulung
tikar, banyak dari mereka yang langsung menutup pabriknya, sebagian
menghentikan produksi tahu dan tempe, dan sebagian tetap bertahan demi
menyambung kelangsungan hidup.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud
dan tujuan dari penulisan ini adalah tidak lain adalah untuk mengetahui
perkembangan perdagangan di negara kita. Dan untuk mengetahui seberapa jauh
pemerintah mengambil langkah demi usaha mensejahterakan kehidupan bangsa.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perdagangan Tahu dan Tempe di Indonesia
Tahu dan tempe merupakan dua menu
makanan yang telah menjadi makanan pokok bagi orang Indonesia. Berdasarkan
beberapa tanggapan masyarakat , makan terasa berbeda jika dalam menu makanan
mereka tidak ada tahu ataupun tempe. Memang makanan yang berbahan dasar kedelai
tersebut memiliki rasa yang enak serta kenyal dan khas. Namun, tampaknya para
produsen tahu dan tempe beberapa waktu lalu hingga kini sedang mengalami banyak
masalah.
2.2 Permasalahan
Seputar Kenaikan Harga Kedelai
Berdasarkan
berita yang beredar harga bahan dasar tahu dan tempe melonjak hingga Rp 9,600
per kilogramnya. Harga kedelai sebelum mengalami kenaikan kurang lebih hanya Rp
7,300 saja per kilogramnya. Timbul banyak pertanyaan mengenai melonjaknya harga
kedelai ini, bahkan hingga menimbulkan protes yang luar biasa di kalangan
masyarakat. Melonjaknya harga bahan
dasar tahu dan tempe ini tidak lain adalah karena Indonesia mengimpor kedelai
dari luar negeri, yang melonjak bukan harga kedelai nya melainkan tarif impor
kedelai yang naik, sehingga menyebabkan pelonjakan harga setelah kedelai
tersebut sampai di Indonesia.
Beberapa waktu lalu kalangan
produsen tahu dan tempe mensinyalir adanya permainan para importir atau
spekulan kedelai untuk mendongkrak harga jual kedelai. Mereka memanfaatkan isu
melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebagai alasan tingginya harga
beli kedelai impor. Kondisi ini memaksa para produsen tahu dan tempe menurunkan
produksi hingga 40% . Hal ini juga berpengaruh pada pelanggan tahu dan tempe,
mereka mengeluh karena harga tahu dan tempe naik, tahu yang biasanya terjual
2000 buah perharinya, pedagang saat kenaikan kedelai kini hanya mampu menjual
sekitar 400 buah saja per harinya. Naiknya harga ini membuat pelanggan
mengurangi jumlah pembelian tahu dan tempenya. Sebagian produsen tahu dan tempe
menutup usaha untuk sementara, tapi masih ada juga yang memproduksi tahu dan
tempe hingga saat ini meski kedelainya mahal, tapi mereka dengan terpaksa memberhentikan
para pekerja yang membantu karena produsen mengaku mereka tidak sanggup lagi
membayar karyawan.
2.3 Faktor Utama
Kenaikan Harga Kedelai
Naiknya
harga kedelai sudah pasti ada penyebabnya, antara lain adalah :
a. Produksi kedelai dalam negeri masih
minim
Berdasarkan
survey Menteri Perdagangan, produksi kedelai di tanah air masih sangatlah
minim, beberapa waktu lalu ketika menteri perdagangan mengunjungi tempat tempat
produsen tahu dan tempe di beberapa daerah disana sama sekali tidak ditemukan
kedelai kedelai lokal yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan
tempe. Dari pengamatan ini tentu dapat disimpulkan bahwa produksi kedelai lokal
yang masih minim mengharuskan Negara ini mengimpor kedelai dari luar negeri
dalam skala yang besar demi memenuhi pasokan kedelai bagi para perajin
b.
Gejolak nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS
Ketika
nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami gejolak, maka hal tersebut tidak
hanya berlaku di Negara ini tetapi juga berpengaruh di seluruh Negara Negara
didunia. Jadi hal ini juga dianggap sebagai pemicu utama harga kedelai naik
karena nilai rupiah anjlok, dan seluruh harga barang mengalami lonjakan dan
tentu saja mempengaruhi tarif impor di Negara produsen.
c.
Kekacauan cuaca di tempat produsen
kedelai terutama di Amerika Serikat
Cuaca
memang merupakan factor yang cukup sulit dalam berbagai hal, masalahnya cuaca
tidak bisa dikendalikan. Segala macam tanaman yang ditanam akan baik atau buruk
itu tergantung pada cuaca pada saat itu. Karena sebab itulah harga kedelai
ditingkat perajin lokal dipatok dengan harga Rp 8,000 hingga Rp 9,000/kg.
Tetapi pemerintah dapat memastikan pasokan kedelai tersebut cukup sampai
seterusnya.
2.4
Tanggapan Para Perajin Tahu dan Tempe untuk Mensiasati Naiknya Harga Kedelai
Demi mengakali harga bahan dasar tahu dan tempe ini
banyak para perajin yang harus putar otak untuk terus lanjut berusaha atau
tutup untuk sementara waktu.
Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh perajin tahu di daerah
Kediri, Jawa Timur. Mahalnya harga kedelai menghantam industry tahu yang
merupakan produk andalan daerah Kediri. Langkah para pedagang yang menaikan
harga jual tahu memicu anjloknya omzet penjualan mereka hingga 50%.
Ketua Asosiasi perajin tahu di Kediri yaitu Rudi Setijo
berpendapat bahwa situasi usaha para perajin tahu saat ini seperti di ujung
tanduk. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit untuk mempertahankan usaha atau
memberhentikan sementara proses produksi. Belum lagi kondisi pasar sekarang yang
sedang lesu.
Menurutnya, terdapat 148 perajin tahu di Kota Kediri yang
setiap hari memproduksi tahu putih dan tahu kuning. Dengan jumlah perajin yang
sebesar itu, kebutuhan kedelai setiap hari yang masuk ke Kediri mencapai 11.160
ton.
Naiknya harga kedelai akhir akhir ini membuat produsen
menaikkan harga jual tahu. Kenaikan ini cukup memicu reaksi dari konsumen.
Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengurangi belanja tahu hingga omzet
penjualan tahu di Kediri anjlok hingga 50%.
Selain menaikkan harga jual, para pedagang juga mensiasati
naiknya harga kedelai ini dengan mengurangi ukuran tahu. Langkah ini dianggap
lebih tepat dibanding mengurangi komposisi kedelai yang berdampak pada
penurunan kualitas produk.
2.5
Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Harga
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta perajin makanan
berbahan baku kedelai seperti tahu dan tempe tidak khawatir akan kekosongan
stok kedelai. Pemerintah menjamin pasokan kedelai hingga beberapa bulan kedepan
masih mencukupi. Hal yang perlu dilakukan dan dipikirkan saat ini yaitu
memikirkan cara untuk meningkatkan produksi nasional sekaligus penerapan harga
pokok yang dapat memberikan semangat kepada seluruh petani agar mau menanam
tanaman kedelai sendiri.
Menteri perdagangan menilai upaya guna menstabilkan harga
kedelai memang harus dilakukan importasi karena produksi nasional jauh lebih
sedikit dari kebutuhan nasional,
sehingga untuk menutupinya harus diambil dari luar negeri. Namun pilihan
importasi ini juga menjadi pilihan yang berat karena nilai tukar rupiah tengah
mengalami pelemahan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
beberapa pemaparan mengenai harga kedelai yang berfluktuasi diatas dapat
disimpulkan bahwa harga kedelai naik karena disebabkan oleh beberapa factor
utama. Harga kedelai yang hampir menyentuh harga Rp 10,000 ini adalah bukan
harga yang permanen, harga ini masih akan terus berubah seiring dengan
perkembangan dan keadaan Negara produsen kedelai. Ada baiknya bila semua
perajin tahu dan tempe atau semua perajin yang menggunakan kedelai sebagai
bahan dasar utama untuk tetap berproduksi untuk mengisi pasar juga untuk
menyambung kehidupan.
3.2
Saran
Setelah
mengetahui permasalahan ini ada baiknya jika para perajin yang menggunakan
kedelai sebagai bahan dasar makanan untuk tetap berproduksi. Walaupun harga
makanan makanan tersebut mahal dan
banyak konsumen yang complain mengenai hal tersebut, makanan yang
berbahan dasar kedelai ini pasti akan tetap dibeli karena sudah dianggap
sebagai makanan pokok. Hal hal yang dapat dilakukan antara lain , para perajin
bisa mengurangi ukuran dari tahu dan tempe daripada mengurangi komposisi
kedelainya, atau pun bisa menaikkan harga sedikit, bahkan bisa juga menggurangi
kuota penjualan setiap hari atau perbulannya. Proses perdagangan tentu harus
tetap berjalan demi menyambung kehidupan masyarakat banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Kompas . com
Antaranews.com
Liputan6. com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar