Sabtu, 12 Oktober 2013

Fluktuasi Harga Kedelai

 Fluktuasi Harga Kedelai


  
  


Nama              :  Ita Rostiani
Kelas              :  3EB02
NPM              :  23211751
Jurusan          :  Akuntansi
Dosen             :  Rieke          




FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2013




KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga tugas ilmiah mengenai naiknya harga kedelai ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun penulis merasa tugas ini jauh dari sempurna. Tugas ilmiah mengenai naiknya harga kedelai ini disusun untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah softskill yaitu Bahasa Indonesia 2 yang diberikan oleh pembimbing.
Penulis menyampaikan banyak terimakasih  kepada semua pihak atas segala bentuk dukungan, dorongan, serta doa sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.
            Akhir kata, penulis sepenuhnya menyadari kekurangan kekurangan yang terdapat pada tugas ini. Oleh karena itu, penulis menghargai setinggi tingginya kritik dan saran dari pembaca demi sempurnanya tugas ini.






Depok, Oktober 2013


Penulis



DAFTAR ISI

Daftar Isi  ……………………………………………………………………          i
Kata Pengantar ……………………………………………………………...          ii
            BAB I PENDAHULUAN                                                                                        
                        1.1 Latar Belakang ………………………………………………   1
                        1.2 Maksud dan Tujuan …………………………………………    1
                       
            BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pedagang tahu dan Tempe di Indonesia  …………………..        2           
2.2  Permasalah Seputar Kenaikan Harga Kedelai ……………..        2
2.3  Faktor Utama Kenaikan Harga Kedelai …………………...        3
2.4  Tanggapan Para PerajinTahu Tempe ……………………...         4
2.5  Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Harga …………           4           

           BAB III PENUTUP

           3.1 Kesimpulan  ………………………………………                    5

           3.2 Saran ………………………………………………                  5



Daftar Pustaka  ……………………………………………………………….       6

                                                                                                                       




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

      Kesejahteraan negara ditandai dengan stabilnya keadaan ekonomi, politik dan sosial. Beberapa waktu lalu sempat terjadi kenaikan harga kedelai, hal itu terjadi karena negara ini mengimpor kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan salah satu makanan khas di Indonesia yaitu tahu dan tempe. Naiknya tarif impor kedelai ini memberikan dampak yang cukup buruk terhadap perekonomian Indonesia tepatnya dari segi perdagangan. Dengan naiknya tarif impor, otomatis para pedagang tahu dan tempe juga harus menaikan tarif dagangannya, naik nya harga salah satu makanan khas ini banyak dikeluhkan oleh masayarakat banyak. Para pengusaha tahu dan tempe pun tidak sedikit yang gulung tikar, banyak dari mereka yang langsung menutup pabriknya, sebagian menghentikan produksi tahu dan tempe, dan sebagian tetap bertahan demi menyambung kelangsungan hidup.

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah tidak lain adalah untuk mengetahui perkembangan perdagangan di negara kita. Dan untuk mengetahui seberapa jauh pemerintah mengambil langkah demi usaha mensejahterakan kehidupan bangsa.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Perdagangan Tahu dan Tempe di Indonesia
            Tahu dan tempe merupakan dua menu makanan yang telah menjadi makanan pokok bagi orang Indonesia. Berdasarkan beberapa tanggapan masyarakat , makan terasa berbeda jika dalam menu makanan mereka tidak ada tahu ataupun tempe. Memang makanan yang berbahan dasar kedelai tersebut memiliki rasa yang enak serta kenyal dan khas. Namun, tampaknya para produsen tahu dan tempe beberapa waktu lalu hingga kini sedang mengalami banyak masalah.
2.2 Permasalahan Seputar Kenaikan Harga Kedelai
Berdasarkan berita yang beredar harga bahan dasar tahu dan tempe melonjak hingga Rp 9,600 per kilogramnya. Harga kedelai sebelum mengalami kenaikan kurang lebih hanya Rp 7,300 saja per kilogramnya. Timbul banyak pertanyaan mengenai melonjaknya harga kedelai ini, bahkan hingga menimbulkan protes yang luar biasa di kalangan masyarakat.  Melonjaknya harga bahan dasar tahu dan tempe ini tidak lain adalah karena Indonesia mengimpor kedelai dari luar negeri, yang melonjak bukan harga kedelai nya melainkan tarif impor kedelai yang naik, sehingga menyebabkan pelonjakan harga setelah kedelai tersebut sampai di Indonesia.
            Beberapa waktu lalu kalangan produsen tahu dan tempe mensinyalir adanya permainan para importir atau spekulan kedelai untuk mendongkrak harga jual kedelai. Mereka memanfaatkan isu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebagai alasan tingginya harga beli kedelai impor. Kondisi ini memaksa para produsen tahu dan tempe menurunkan produksi hingga 40% . Hal ini juga berpengaruh pada pelanggan tahu dan tempe, mereka mengeluh karena harga tahu dan tempe naik, tahu yang biasanya terjual 2000 buah perharinya, pedagang saat kenaikan kedelai kini hanya mampu menjual sekitar 400 buah saja per harinya. Naiknya harga ini membuat pelanggan mengurangi jumlah pembelian tahu dan tempenya. Sebagian produsen tahu dan tempe menutup usaha untuk sementara, tapi masih ada juga yang memproduksi tahu dan tempe hingga saat ini meski kedelainya mahal, tapi mereka dengan terpaksa memberhentikan para pekerja yang membantu karena produsen mengaku mereka tidak sanggup lagi membayar karyawan.



2.3 Faktor Utama Kenaikan Harga Kedelai
      Naiknya harga kedelai sudah pasti ada penyebabnya, antara lain adalah :
a.       Produksi kedelai dalam negeri masih minim
Berdasarkan survey Menteri Perdagangan, produksi kedelai di tanah air masih sangatlah minim,   beberapa waktu lalu ketika menteri perdagangan mengunjungi tempat tempat produsen tahu dan tempe di beberapa daerah disana sama sekali tidak ditemukan kedelai kedelai lokal yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe. Dari pengamatan ini tentu dapat disimpulkan bahwa produksi kedelai lokal yang masih minim mengharuskan Negara ini mengimpor kedelai dari luar negeri dalam skala yang besar demi memenuhi pasokan kedelai bagi para perajin

b.      Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
Ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami gejolak, maka hal tersebut tidak hanya berlaku di Negara ini tetapi juga berpengaruh di seluruh Negara Negara didunia. Jadi hal ini juga dianggap sebagai pemicu utama harga kedelai naik karena nilai rupiah anjlok, dan seluruh harga barang mengalami lonjakan dan tentu saja mempengaruhi tarif impor di Negara produsen.

c.       Kekacauan cuaca di tempat produsen kedelai terutama di Amerika Serikat
Cuaca memang merupakan factor yang cukup sulit dalam berbagai hal, masalahnya cuaca tidak bisa dikendalikan. Segala macam tanaman yang ditanam akan baik atau buruk itu tergantung pada cuaca pada saat itu. Karena sebab itulah harga kedelai ditingkat perajin lokal dipatok dengan harga Rp 8,000 hingga Rp 9,000/kg. Tetapi pemerintah dapat memastikan pasokan kedelai tersebut cukup sampai seterusnya.



2.4 Tanggapan Para Perajin Tahu dan Tempe untuk Mensiasati Naiknya Harga Kedelai

            Demi mengakali harga bahan dasar tahu dan tempe ini banyak para perajin yang harus putar otak untuk terus lanjut berusaha atau tutup untuk sementara waktu.
      Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh perajin tahu di daerah Kediri, Jawa Timur. Mahalnya harga kedelai menghantam industry tahu yang merupakan produk andalan daerah Kediri. Langkah para pedagang yang menaikan harga jual tahu memicu anjloknya omzet penjualan mereka hingga 50%.
      Ketua Asosiasi perajin tahu di Kediri yaitu Rudi Setijo berpendapat bahwa situasi usaha para perajin tahu saat ini seperti di ujung tanduk. Mereka dihadapkan pada pilihan sulit untuk mempertahankan usaha atau memberhentikan sementara proses produksi. Belum lagi kondisi pasar sekarang yang sedang lesu.
            Menurutnya, terdapat 148 perajin tahu di Kota Kediri yang setiap hari memproduksi tahu putih dan tahu kuning. Dengan jumlah perajin yang sebesar itu, kebutuhan kedelai setiap hari yang masuk ke Kediri mencapai 11.160 ton.
      Naiknya harga kedelai akhir akhir ini membuat produsen menaikkan harga jual tahu. Kenaikan ini cukup memicu reaksi dari konsumen. Bahkan tak sedikit dari mereka yang mengurangi belanja tahu hingga omzet penjualan tahu di Kediri anjlok hingga 50%.
      Selain menaikkan harga jual, para pedagang juga mensiasati naiknya harga kedelai ini dengan mengurangi ukuran tahu. Langkah ini dianggap lebih tepat dibanding mengurangi komposisi kedelai yang berdampak pada penurunan kualitas produk.

2.5 Upaya Pemerintah dalam Mengendalikan Harga
           
            Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meminta perajin makanan berbahan baku kedelai seperti tahu dan tempe tidak khawatir akan kekosongan stok kedelai. Pemerintah menjamin pasokan kedelai hingga beberapa bulan kedepan masih mencukupi. Hal yang perlu dilakukan dan dipikirkan saat ini yaitu memikirkan cara untuk meningkatkan produksi nasional sekaligus penerapan harga pokok yang dapat memberikan semangat kepada seluruh petani agar mau menanam tanaman kedelai sendiri.
      Menteri perdagangan menilai upaya guna menstabilkan harga kedelai memang harus dilakukan importasi karena produksi nasional jauh lebih sedikit dari kebutuhan nasional,  sehingga untuk menutupinya harus diambil dari luar negeri. Namun pilihan importasi ini juga menjadi pilihan yang berat karena nilai tukar rupiah tengah mengalami pelemahan.



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
           
Dari beberapa pemaparan mengenai harga kedelai yang berfluktuasi diatas dapat disimpulkan bahwa harga kedelai naik karena disebabkan oleh beberapa factor utama. Harga kedelai yang hampir menyentuh harga Rp 10,000 ini adalah bukan harga yang permanen, harga ini masih akan terus berubah seiring dengan perkembangan dan keadaan Negara produsen kedelai. Ada baiknya bila semua perajin tahu dan tempe atau semua perajin yang menggunakan kedelai sebagai bahan dasar utama untuk tetap berproduksi untuk mengisi pasar juga untuk menyambung kehidupan.

3.2 Saran
            Setelah mengetahui permasalahan ini ada baiknya jika para perajin yang menggunakan kedelai sebagai bahan dasar makanan untuk tetap berproduksi. Walaupun harga makanan makanan tersebut mahal dan  banyak konsumen yang complain mengenai hal tersebut, makanan yang berbahan dasar kedelai ini pasti akan tetap dibeli karena sudah dianggap sebagai makanan pokok. Hal hal yang dapat dilakukan antara lain , para perajin bisa mengurangi ukuran dari tahu dan tempe daripada mengurangi komposisi kedelainya, atau pun bisa menaikkan harga sedikit, bahkan bisa juga menggurangi kuota penjualan setiap hari atau perbulannya. Proses perdagangan tentu harus tetap berjalan demi menyambung kehidupan masyarakat banyak.



DAFTAR PUSTAKA


Kompas . com
Antaranews.com

Liputan6. com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar