Sistem Perekonomian dari
masa ke masa
Sistem perekonomian era orde lama
Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi
Indonesia mengarah perubahanstruktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan
untuk memajukanindustri kecil untuk
memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkanmengurangi
tingkat ketergantungan terhadap luar negeri.Sistem moneter tentang perbankan khususnya
bank sentral masih berjalan sepertiwajarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
hak ekslusif untuk mencetak uang dan memegangtanggung jawab perbankan untuk
memelihara stabilitas nasional. Bank Indonesia mampumenjaga tingkat kebebasan
dari pengambilan keputusan politik.Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai
meramba ke proyek-proyek besar. Halini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan
Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun(1961). Kebijakan ini berisi rencana
pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek keciluntuk mendukung proyek
besar tersebut. Rencana ini mencakup sektor-sektor penting danmenggunakan
perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan SemestaDelapan Tahun
ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena beberapa sebab sepertiadanya
kekurangan devisa untuk menyuplai modal serta kurangnya tenaga ahli.Perekonomian Indonesia pada masa ini mengalami
penurunan atau memburuk.Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan
ditujukan untuk pembangunan danpertumnbuhan ekonomi melainkan berupa
pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi IrianBarat, Impor beras,
proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasateman-teman dekat dari rezim yang berkuasa.
Perekonomian juga diperparah dengan terjadinyahiperinflasi yang mencapai 650%.
Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam pergaulaninternasional dan mulai
dekat dengan negara-negara komunis.
Sistem
perekonomian era orde baru
Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan
defisit APBN lebih besar daripada seluruhjumlah penerimaannya. Neraca
pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang besar,nilai tukar rupiah tidak
stabil´ (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran singkat betapahancurnya perekonomian kala itu yang harus
dibangun lagi oleh masa orde baru atau juga bisadikatakan sebagi titik
balik.Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya
perekonomian orde lama.Tahun 1966-1968
merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baruberusaha keras
untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannyainflasi,
stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang
mulaiterjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat
memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan
Lima Tahun (REPELITA).Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:a.
REPELITA I (1969-1974)mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan
yang ingin dicapai adalah pertumbuhanekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang
diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang,perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan
diikuti oleh adanyaperluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Sistem
perekonomian era reformasi
BADAI
krisis yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997 yang lalu merupakanmalapetaka nasional yang
sangat pelik untuk diatasi. Mulai dari krisis moneter yangberkembang menjadi krisis ekonomi, sampai kepada
implikasinya yang berupa krisiskepercayaan terhadap pemerintah dan berujungpada
krisis politik. Krisis demi krisis tersebuttimbul sebagai akibat berantai dari
keberhasilan semu peran rejim orde baru dalammengantarkan Bangsa Indonesia
mencapai cita-cita kemerdekaan di berbagai aspek kehidupan.Keberhasilan
pembangunan ekonomi dan politik yang dibanggakan selama ini hanyalahmerupakan
keberhasilan semu yang tidak memiliki fondasi yang kuat
untuk keberkelanjutannya. Kebanggaan atas perkembangan ekonomi Indonesia
yang selama dekadeyang lalu mencapai rata-rata 7% per tahun,
ternyata tidak mampu bertahan oleh serangan badaikrisis.Krisis moneter yang terjadi telah menolak
hipotesis bahwa sistem meneter Indonesiaadalah kuat dan berdiri di atas
parameter ekonomi makro yang sehat. Krisis ekonomi telahmenolak hipotesis bahwa
fundamental ekonomi Indonesia kuat dan memikul bebanpertumbuhan yang tinggi
disertai dengan pemerataan yang seimbang. Pada kenyataannya,diperkirakan 80%
kegiatan ekonomi Indonesia hanya dinikmati oleh 17-20% penduduk Indonesia,
suatu kenyataan yang sangat rawan bagi kestabilan nasional yang telah
dibangunoleh rejim orde baru.Timbulnya krisis kepercayaan terhadap pemerintah,
telah menolak hipotesis mengenailegitimasi hati nurani rakyat terhadap
rejim orde baru. Rakyat Indonesia, bukan lagi rakyatdengan pikiran
mayoritas tahun 60-an, tetapi rakyat dengan pikiran mayoritas abad ke-21,dimana kemerdekaan dari berbagai aspek kehidupan
menjadi pegangan dalam berpikir danbertindak. Begitu juga, timbulnya
krisis politik, yang memuncak pada suksesi kepemimpinannasional, telah menolak hipotesis legalitas
proses dan hasil-hasil pesta demokrasi dan sidangumum MPR yang lalu. Penolakan
hipotesis-hipotesis tersebut telah mengecewakan berbagaipihak yang
http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/19/perekonomian-indonesia-di-zaman-kolonial/
http://www.scribd.com/doc/49767210/Sistem-Perekonomian-dari-masa-ke-masa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar