Senin, 19 Maret 2012

BAB II Sistem Perekonomian Indonesia

Sistem Perekonomian dari masa ke masa

 Sistem perekonomian era orde lama
Pada awal kemerdekaan, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah perubahanstruktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional, yang bertujuan untuk memajukanindustri kecil untuk memproduksi barang pengganti impor yang pada akhirnya diharapkanmengurangi tingkat ketergantungan terhadap luar negeri.Sistem moneter tentang perbankan khususnya bank sentral masih berjalan sepertiwajarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya hak ekslusif untuk mencetak uang dan memegangtanggung jawab perbankan untuk memelihara stabilitas nasional. Bank Indonesia mampumenjaga tingkat kebebasan dari pengambilan keputusan politik.Sejak tahun 1955, pembangunan ekonomi mulai meramba ke proyek-proyek besar. Halini dikuatkan dengan keluarnya kebijakan Rencana Pembangunan Semesta Delapan Tahun(1961). Kebijakan ini berisi rencana pendirian proyek-proyek besar dan beberapa proyek keciluntuk mendukung proyek besar tersebut. Rencana ini mencakup sektor-sektor penting danmenggunakan perhitungan modern. Namun sayangnya Rencana Pembangunan SemestaDelapan Tahun ini tidak berjalan atau dapat dikatakan gagal karena beberapa sebab sepertiadanya kekurangan devisa untuk menyuplai modal serta kurangnya tenaga ahli.Perekonomian Indonesia pada masa ini mengalami penurunan atau memburuk.Terjadinya pengeluaran besar-besaran yang bukan ditujukan untuk pembangunan danpertumnbuhan ekonomi melainkan berupa pengeluaran militer untuk biaya konfrontasi IrianBarat, Impor beras, proyek mercusuar, dan dana bebas (dana revolusi) untuk membalas jasateman-teman dekat dari rezim yang berkuasa. Perekonomian juga diperparah dengan terjadinyahiperinflasi yang mencapai 650%. Selain itu Indonesia mulai dikucilkan dalam pergaulaninternasional dan mulai dekat dengan negara-negara komunis.


Sistem perekonomian era orde baru

Inflasi pada tahun 1966 mencapai 650%,dan defisit APBN lebih besar daripada seluruhjumlah penerimaannya. Neraca pembayaran dengan luar negeri mengalami defisit yang besar,nilai tukar rupiah tidak stabil´ (Gilarso, 1986:221) merupakan gambaran singkat betapahancurnya perekonomian kala itu yang harus dibangun lagi oleh masa orde baru atau juga bisadikatakan sebagi titik balik.Awal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama.Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baruberusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannyainflasi, stabilitas politik tercapai ayng berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulaiterjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA:a. REPELITA I (1969-1974)mulai berlaku sejak tanggal 1april 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhanekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang,perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanyaperluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sistem perekonomian era reformasi
BADAI krisis yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997 yang lalu merupakanmalapetaka nasional yang sangat pelik untuk diatasi. Mulai dari krisis moneter yangberkembang menjadi krisis ekonomi, sampai kepada implikasinya yang berupa krisiskepercayaan terhadap pemerintah dan berujungpada krisis politik. Krisis demi krisis tersebuttimbul sebagai akibat berantai dari keberhasilan semu peran rejim orde baru dalammengantarkan Bangsa Indonesia mencapai cita-cita kemerdekaan di berbagai aspek kehidupan.Keberhasilan pembangunan ekonomi dan politik yang dibanggakan selama ini hanyalahmerupakan keberhasilan semu yang tidak memiliki fondasi yang kuat untuk keberkelanjutannya. Kebanggaan atas perkembangan ekonomi Indonesia yang selama dekadeyang lalu mencapai rata-rata 7% per tahun, ternyata tidak mampu bertahan oleh serangan badaikrisis.Krisis moneter yang terjadi telah menolak hipotesis bahwa sistem meneter Indonesiaadalah kuat dan berdiri di atas parameter ekonomi makro yang sehat. Krisis ekonomi telahmenolak hipotesis bahwa fundamental ekonomi Indonesia kuat dan memikul bebanpertumbuhan yang tinggi disertai dengan pemerataan yang seimbang. Pada kenyataannya,diperkirakan 80% kegiatan ekonomi Indonesia hanya dinikmati oleh 17-20% penduduk Indonesia, suatu kenyataan yang sangat rawan bagi kestabilan nasional yang telah dibangunoleh rejim orde baru.Timbulnya krisis kepercayaan terhadap pemerintah, telah menolak hipotesis mengenailegitimasi hati nurani rakyat terhadap rejim orde baru. Rakyat Indonesia, bukan lagi rakyatdengan pikiran mayoritas tahun 60-an, tetapi rakyat dengan pikiran mayoritas abad ke-21,dimana kemerdekaan dari berbagai aspek kehidupan menjadi pegangan dalam berpikir danbertindak. Begitu juga, timbulnya krisis politik, yang memuncak pada suksesi kepemimpinannasional, telah menolak hipotesis legalitas proses dan hasil-hasil pesta demokrasi dan sidangumum MPR yang lalu. Penolakan hipotesis-hipotesis tersebut telah mengecewakan berbagaipihak yang 


http://sejarah.kompasiana.com/2011/01/19/perekonomian-indonesia-di-zaman-kolonial/
http://www.scribd.com/doc/49767210/Sistem-Perekonomian-dari-masa-ke-masa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar